Dedi E Kusmayadi Soerialaga
Firman Allah:
وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ …
Tadabbur ayat:“… Jika kamu lupa akan sesuatu, hendaklah kamu mengingat Tuhanmu …”
Betapapun kuatnya ingatan seseorang,
pasti dia pernah lupa. Dan kebanyakan manusia, bukan mengingat Allah di
kala lupa, tapi sebaliknya lupa mengingat Allah. Bahkan tidak sedikit
juga manusia yang lupa ingatan.
Lalu apakah maksud ayat ini, apabila
kamu melupakan sesuatu Allah perintahkan untuk mengingat-Nya. Apakah
mengingat Allah menjadi solusi terhadap problem lupa akan sesuatu?
Untuk memudahkan kita mentadabbur firman Allah di atas, ada baiknya kita menyertakan atsar seorang ulama shalih dari kalangan tabi’in. Dalam kitab Majmu’ah minal Qashash al-Qashirah (Kumpulan Cerita-cerita Pendek) terdapat kisah menarik berjudul Qisshatu al-Maal adh-Dha’i’ (Kisah Harta yang Hilang).
Pada suatu malam, seseorang mendatangi Imam Abu Hanifah, lalu berkata,
“Wahai Imam, sejak lama sekali saya
mengubur sejumlah uang di suatu tempat, namun sekarang saya lupa dimana
tempatnya. Dapatkah Anda menolong saya untuk memecahkan masalah ini?”
Beliau berkata, “Sebenarnya pertanyaan Anda bukan urusan ahli fiqh.
Tapi, tunggu sebentar sampai saya menemukan solusi untuk Anda!”
Sejenak beliau berpikir, lalu berkata,
“Pergilah, lalu kerjakan shalat sampai Subuh! Insya Allah nanti Anda
akan teringat dimana tempat harta itu.”
Orang itu pun pergi dan mulai
mengerjakan shalat. Tidak lama setelah ia mengerjakan shalat, belum tiba
waktu Subuh, bahkan masih di tengah-tengah shalat, ia teringat tempat
dimana menguburkan uangnya. Ia pun bergegas pergi kesana dan
mengambilnya.
Keesokan paginya, orang itu kembali
mendatangi Imam Abu Hanifah. Ia mengabarkan bahwa uangnya sudah
ditemukan, dan ia pun sangat berterima kasih kepada beliau. Kemudian
bertanya, “Bagaimana Anda tahu bahwa saya akan teringat tempat
menguburkannya?” Beliau menjawab, “Saya tahu bahwa syetan tidak akan
membiarkan Anda mengerjakan shalat. Dia pasti menyibukkan Anda untuk
mengingat-ingat harta itu, sehingga Anda lupa mengerjakan shalat Anda.”
Sebagai orang awam, orang itu tidak
bertanya kepada paranormal, dukun, ataupun jin, melainkan bertanya
kepada ulama shalih dan alim sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ …
“Maka tanyakanlah pada orang yang berilmu jikalau kamu tidak mengetahui…”
Dalam kaitan ini, Ibnu Taimiyah pernah
berkata: Saat ada masalah yang amat pelik dan rumit, yang sampai
membuatku merasa “buntu” dan seakan terkunci pemecahannya bagiku, maka
akupun langsung beristighfar kepada Allah sebanyak 1000 kali atau lebih
atau kurang, hingga Allah berkenan membukakan dan memecahkannya untukku.
Begitulah tadabbur terhadap ayat di
atas. Apabila kita mengingat Allah, niscaya Allah akan membantu untuk
mengingat apa yang kita lupa. Wallahu a’lam bis shawab.
Maka disarankan kepada kaum mukmin,
terutama pemimpin dan para pejabat negara yang suka memberi janji manis
kepada rakyat kemudian melupakannya, supaya banyak mengingat Allah dan
menaati peringatan-Nya. Semoga Allah
subhanahu wa ta’ala berkenan menolong mereka mengingat janjinya dan mampu memenuhi janji dengan pertolongan Allah Rabbul ‘Alamin. (Ukasyah -
arrahmah.com)