Sekarang sudah zamannya serba modern. Mulai dari teknologi,
transportasi sampai ke masalah fashion juga trendy. Semakin lama
semakin dihiraukan aturan-aturan yang ada. Contohnya saja dalam hal
berjilbab. Kita tahu sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam Al Qur’an,
seorang muslimah wajib menggunakan hijab (penutup) atau yang lebih kita
kenal dengan nama kerudung atau jilbab. Sudah jelas tertera dalam
Al-Qur’an QS. Al-Ahzab : 59 dan An-Nur : 31.
Islam adalah ajaran yang sangat sempurna, sampai-sampai cara berpakaian
pun dibimbing oleh Allah Dzat yang paling mengetahui apa yang terbaik
bagi diri kita. Bisa jadi sesuatu yang kita sukai, baik itu berupa
model pakaian atau perhiasan pada hakikatnya justru jelek menurut
Allah SWT. Allah SWT berfirman,
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal
itu adalah baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal
sebenarnya itu buruk bagimu, Alloh lah yang Maha mengetahui sedangkan
kamu tidak mengetahui.” (Al Baqoroh: 216)
. Oleh karenanya marilah kita ikuti bimbingan-Nya dalam segala perkara termasuk mengenai cara berpakaian.
Dalam QS. Al-Ahzab: 59 dijelaskan, bahwa Allah SWT menyerukan kepada
kita agar mengulurkan jilbabnya hingga ke seluruh tubuh.
Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum muslimah untuk berjilbab sesuai syari’at. Allah berfirman,
“Wahai
Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu serta
para wanita kaum beriman agar mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka
ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka mudah dikenal
dan tidak diganggu orang. Alloh Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Al Ahzab: 59)
Jilbab di sini
maksudnya semacam baju kurung yang tidak ketat dan memperlihatkan lekuk
tubuh seorang wanita untuk menutupi aurat. Di dalam surah ini pula
dijelaskan apa maksudnya Allah SWT menyuruh kita agar menutup aurat
kita. Tujuannya supaya para muslimah lebih mudah dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu. Sedangkan dalam QS. An-Nur : 31 lebih menjelaskan
dan melengkapi dari penjelasan di Surat Al-Ahzab ayat 59.
Coba kita bandingkan jilbab dengan segala aturannya yang ada dalam
Al-Qur’an dengan jilbab yang kalian pakai saat ini. Sudah syar’i-kah
jilbabmu? Kebanyakan muslimah saat ini lebih mementingkan mode
trend terkini dibandingkan dengan yang sudah diatur dalam Al Qur’an.
Apa yang dimaksud jilbab gaul? Jilbab gaul itu yang sering dipakai
kebanyakan muslimah saat ini. Entah mungkin karena mereka belum
mengetahui bagaimana aturan menggunakan jilbab atau mereka sudah tahu
tapi enggan melakukannya. Jilbab gaul itu jilbab yang dililit, dengan
pakaian yang ketat memperlihatkan bentuk tubuh, yang penting asal
panjang dan menutupi tangan dan kaki. Padahal sudah tertera dalam
Al-Qur’an jilbab itu bukan
dililit, tetapi
diulurkan.
Dan yang dimaksud jilbab syar’i adalah jilbab yang sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam Al-Qur’an dan hadist. Dalam Al Qur’an sudah
dijelaskan bahwa jilbab itu seperti baju kurung. Tanda itu tidak ketat.
Misalnya seperti gamis, ataupun atasan yang longgar dan menggunakan rok.
Bukan seperti pada kenyataan saat ini. Para muslimah menggunakan jilbab
dililit dengan baju dan celana yang ketat. Hal itu sangat bertolak
belakang dengan ketentuan yang ada dalam Al Qur’an.
Karena mengikuti trend dan mode masa kini menjadi alasan mereka
mengapa menggunakan jilbab yang tidak syar’i.
Ingat ukhti, jilbab yang
syar’i itu ketentuannya berasal dari Allah SWT. Sedangkan jilbab gaul
itu ketentuannya berasal dari manusia.
Ketentuan Jilbab Menurut Syari’at
Berikut ini beberapa ketentuan jilbab syar’i ketika seorang muslimah
berada di luar rumah atau berhadapan dengan laki-laki yang bukan mahrom
(bukan ‘muhrim’, karena muhrim berarti orang yang berihrom)
yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shohihah dengan contoh
penyimpangannya, semoga Alloh memudahkan kita untuk memahami kebenaran
dan mengamalkannya serta memudahkan kita untuk meninggalkan busana
yang melanggar ketentuan Robbul ‘alamiin.
Pertama
Pakaian muslimah itu harus menutup seluruh badannya kecuali wajah dan kedua telapak tangan (lihat Al Ahzab: 59 dan An Nuur: 31)
.
Selain keduanya seperti leher dan lain-lain, maka tidak boleh
ditampakkan walaupun cuma sebesar uang logam, apalagi malah
buka-bukaan. Bahkan sebagian ulama mewajibkan untuk ditutupi seluruhnya
tanpa kecuali-red.
Sesuai dengan yang ada di dalam Al-Qur’an, jilbab yang syar’i itu
menutupi dadamu. Tidak dililit ke atas kepalamu atau dimodifikasi agar
tidak panjang. Mudah bukan? ga ribet, ga susah.
Kedua
Bukan busana perhiasan yang justru menarik perhatian seperti yang
banyak dihiasi dengan gambar bunga apalagi yang warna-warni, atau
disertai gambar makhluk bernyawa.
Ketiga
Harus longgar, tidak ketat, tidak tipis dan tidak sempit yang
mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya tampak atau transparan. Cermatilah,
dari sini kita bisa menilai apakah jilbab gaul yang tipis dan ketat
yang banyak dikenakan para mahasiswi maupun ibu-ibu di sekitar kita dan
bahkan para artis itu sesuai syari’at atau tidak.
Sudah jelas dalam Al-Qur’an, kita diwajibkan untuk menggunakan baju
kurung atau baju yang tidak ketat memperlihatkan bentuk tubuh kita
ukhti. Dan baju yang tidak ketat itu adalah gamis atau baju yang longgar
dan rok. Its so simple to do. Dari pada kalian menggunakan pakaian yang
ketat dan sangat tidak nyaman dipakai.
Keempat
Tidak diberi wangi-wangian atau parfum karena dapat memancing syahwat lelaki yang mencium keharumannya. Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika salah seorang wanita diantara kalian hendak ke masjid, maka janganlah sekali-kali dia memakai wewangian.”
(HR. Muslim). Kalau pergi ke masjid saja dilarang memakai wewangian
lalu bagaimana lagi para wanita yang pergi ke kampus-kampus, ke
pasar-pasar bahkan berdesak-desakkan dalam bis kota dengan parfum yang
menusuk hidung?!
Wallohul musta’an.
Kelima
Tidak menyerupai pakaian laki-laki seperti memakai celana panjang,
kaos oblong dan semacamnya. Rosululloh melaknat laki-laki yang
menyerupai perempuan dan perempuan yang menyerupai laki-laki (HR.
Bukhori)
Keenam
Tidak menyerupai pakaian orang-orang kafir. Nabi senantiasa
memerintahkan kita untuk menyelisihi mereka diantaranya dalam masalah
pakaian yang menjadi ciri mereka.
Ketujuh
Bukan untuk mencari popularitas. Untuk apa kalian mencari popularitas
wahai saudariku? Apakah kalian ingin terjerumus ke dalam neraka hanya
demi popularitas semu. Lihatlah isteri Nabi yang cantik Ibunda ‘Aisyah
rodhiyallohu ‘anha yang dengan patuh menutup dirinya dengan jilbab syar’i, bukankah kecerdasannya amat masyhur di kalangan ummat ini?
Semoga bermanfaat.