Dedi E Kusmayadi Soerialaga
إِنَ الْحَمَدَ لِلَّهِ ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ ،
وَنَسْتــَـــغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ
شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيْئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولَهُ ، أَرْسَلَهُ اللهُ تَعَالَى
بِالْــهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ ، فَبَلَغَ الرِّسَالَةَ ، وَأَدّى
اْلأَمَانَةَ ، وَنَصَحَ الأُمْةِ ، وَجَاهِدُ فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ
حَتَّى أَتَاهُ الْيَقِيْنَ ، فَصَلَوَاتُ اللهِ
وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Segala puji hanya milik Allah, salam dan sholawat tercurah buat Nabi Muhammad Saw sebagai qudwah dan uswah seluruh umat.
Wahai saudaraku yang beriman, semoga dalam keadaan sehat dan
istiqomah dengan keislaman, hadirnya tulisan ini, kami menyapa para
pembaca kaum muslimin yang budiman sebagai salam ta’aruf, semoga
kehadiran tulisan ini menjadi awal silaturrahim dalam bentuk tulisan,
berangkat dari niat yang tulus, meraih ridho menebar ilmu, hadirnya
tulisan ini sebagai rasa kasih sayang kami kepada sesama muslim yang
bersaudara, sekaligus kepedulian kami terhadap dakwah dan perjuangan
Islam.
Artikel ini hadir dalam rangka mewujudkan kepedulian dan tanggung
jawab sebagai umat islam terhadap pembangunan rumah Allah yang bernama
Masjid. Semoga bermanfaat dan hikmahnya. Saudaraku yang dirahmati,
Kenapa tulisan ini berbicara tentang Masjid…? apa hubungannya umat
dengan masjid…? diskusi tulisan ini sengaja penulis angkat ke permukaan
dengan harapan menjadi renungan, wawasan ilmu keislaman sekaligus
menjadi jembatan ukhuwah wal quwwah antar umat dalam mewujudkan peran
penting perjuangan umat islam secara fisik di tanah air melalui media
bernama masjid sebagai rumah Allah.
Saudaraku yang di rahmati Allah. Berbicara masjid tak bedanya seperti
berbicara antara ikan dengan air. Atau ibarat jasad dengan ruh pada
tubuh manusia, Artinya dua hal yang tidak bisa dipisahkan antara satu
dengan yang lainnya. Kedua-keduanya saling membutuhkan dan melengkapi.
Tentunya tidak ada ikan yang tidak hidup kecuali di air, dan tidak ada
ikan yang tidak betah di air, kecuali ikan mati yang sudah berubah
status menjadi ikan yang siap di tangkap dan dimakan, secara fitrah ikan
adalah makhluk yang hidupnya membutuhkan air, dan air adalah habitat
tempat ia hidup, maka jika ada ikan yang tidak betah dan nyaman hidup di
air berarti ikan tersebut telah keluar dari fitrahnya sebagai makhluk
air, sama halnya dengan tubuh manusia tidak dikatakan sebagai manusia
bernayawa jika tidak memiliki ruh, jasad saja tanpa adanya ruh, maka
dinamakan bangkai yang telah mati, sama saja dengan umat islam, tidak
ada umat yang tidak butuh dengan masjid, tidak ada umat yang bisa eksis
tanpa kehadiran masjid.
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka
diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada
ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang
demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” Qs.
Ali-Imran(3) ayat 112
Jadi masjid adalah ruh dan habitat tempat dimana
umat hidup dengan segala aktivitasnya. Adanya masjid adalah fitrah umat
dalam beribadah. Masjid menjadi ruh, inspirator dan generator bagi umat
islam dulu, kini atau yang akan datang. Jika ada umat yang tidak butuh
dengan masjid maka dipastikan umat tersebut keluar dari fitrah islam
yang diyakininya. Jika ada umat yang tidak betah dengan masjid atau
tidak nyaman dengan kehadiran masjid, maka ketahuilah keimanan orang
tersebut telah tercabut dalam dadanya. Umat yang jauh dengan masjid
ibarat ikan yang meninggalkan habitat hidupnya di air, tegasnya, umat
akan eksis atau hancur tergantung bagaimana kepeduliannya terhadap
masjid. Jika islam ingin kokoh persatuan dan kekuatan, maka masjid lah
yang menjadi solusi bagi umat islam, masjid menjadi rumah besar umat, ia
menjadi lambang kekuatan iman dan ibadah. Masjid menjadi media syiar
islam yang mujarab dalam proses amar ma’ruf nahi mungkar. Orang-orang
besar lahir dan tercipta dari masjid. Hikmah dan ilmu yang mulia lahir
dari rumah Allah yang mulia.Naudzu billahi mindzalik…! jika umat sudah
jauh bahkan meninggalkan masjid, pasti, lambat laun kehancuran dan
kerusakan umat akan terjadi dimana pun berada. Sedihkah kita dengan keadaan ini kita malah kalah sama salah negara di Eropa yaitu Bulgaria yang tadinya Komunis Negara bekas komunis itu memiliki jumlah masjid terbanyak di Eropa,
mencapai 1.200 unit. Jumlahnya hampir menyamai negara-negara di Timur
Tengah.
Ya, Bulgaria juga tercatat sebagai negara dengan jumlah
pelajar muslim terbesar di Eropa. Lebih dari tiga ribu siswa menempuh
pendidikan di sekolah Islam setiap tahunnya. Hebatnya, di sekolah umum
juga diberikan kurikulum Islam.
Dari data statistik Mufti
Bulgaria menyebutkan sebanyak 3.372 siswa mengikuti kelas agama Islam
pada 2011. Jumlah itu meningkat enam kali lipat ketimbang tahun lalu.
Kepala
Departemen Agama Bulgaria, Emil Velinov mengatakan meski antusiasme
keluarga muslim menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah Islam sangat
tinggi, tapi hal itu tidak dibarengi dengan kualitas lembaga pendidikan
itu sendiri.
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk. )” Qs. At-Taubah(9) ayat 18
Rasul Saw pernah memberikan informasi dalam sebuah haditsnya, hadits ini menjadi bahan renungan bagi umat: Ada 6 perkara yang akan dianggap aneh jika ditempatkan pada 6 perkara, salah satunya :
أَلْمَسْجِدُ غَرِ يْبٌ فِيْمَا بَيْنَ قَوْمٍ لاَ يُصَلُونَ فِيْهِ
masjid danggap asing/aneh jika umat yang tinggal di sekitarnya tidak ada yang mau sholat di dalamnya...” (H.R Ibnu Majah, Imam an-Nawawi al-Bantany, Nashoihul Ibad, Hal 67)
Saudaraku yang dirahmati Allah, demikian tulisan singkat tentang
masjid, insyallah akan menjadi kajian berkesinambungan dalam hal syiar
dakwah bil kitabah untuk satu tujuan yang mulia yaitu tegaknya islam
melalui pemberdayaan masjid sebagai rumah Allah.
Mari kita satukan niat dan langkah mulai peduli dengan cara melihat,
membangun dan menjaga serta memakmurkan masjid melalui syiar dakwah dan
ibadah. Saudaraku, Kalau bukan umat Islam siapa lagi yang akan menjaga
dan peduli terhadap rumah Allah, dan kalau bukan sekarang kapan lagi
kita akan membenahi masjid.
Kata hikmah, Hasan al-Bashri Rh mengatakan : “Jika mulut
seseorang berkata jujur, maka perilakunya akan bersih, jika niatnya
baik dan tulus maka rizqinya akan ditambah, dan jika ia berbuat baik
terhadap keluarganya maka umurnya akan diberkahi Allah.”[Ibnu Qoyyim]
Wasalam,
Oleh : Al-Faqir Qomaruddin Awwam Dosen STAI Acprilesma – Jakarta, pemimpin majlis ta’lim ibu-ibu Darrurarhmah