Firman Allah lagi yang bermaksud:“Barang siapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah (tidak ikhlas kepada-Nya dalam beramal), maka adalah dia seolah-olah telah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Surah al-Hajj, ayat 31)
Melihat kepada situasi hari ini, ternyata amalan mensyirikkan Allah sama ada syirik jali atau khafi berlaku secara sedar atau tidak. Walaupun dari pada kalangan orang Islam tidak menyembah berhala, tetapi mereka terdedah kepada perbuatan syirik.
Kepercayaan kepada tempat keramat, keyakinan secara membuta tuli terhadap bomoh atau dukun, penggunaan tangkal dan azimat, menyembah kemewahan dunia dan material, keyakinan rezeki seperti gaji dan upah datang daripada manusia dan bermacam lagi adalah antara amalan yang menjurus kepada syirik.
Gejala syirik khafi tidak kurang hebatnya dengan berleluasanya gejala riak, beramal untuk manusia, perasaan dengki, mengharap reda manusia, bermuka-muka, tidak ikhlas, menandakan amalan syirik memang menguasai hidup umat Islam kini.
Langkah mesti dilakukan bagi mengelakkan ia daripada terus membarah di dalam hidup manusia. Langkah seperti penerangan mengenai bahaya syirik menerusi seminar, ceramah, bengkel dan seumpamanya. Anggota masyarakat mesti didedahkan dengan bahaya syirik supaya mereka dapat membezakan apakah pekerjaan dan perkataan mereka selama ini mengandungi unsur syirik atau sebaliknya.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Al Maidah : 72)
“Syirik”
satu kata yang sering sekali mampir di telinga kita, walaupun
terkadang bagi seseorang kata syirik bermakna berbeda dengan apa yang
dipahami orang lain. Sebagian orang menggunakan kata “syirik” sebagai
pengganti kata dengki atau hasad, sebagamana ucapan seseorang
yang sering sekali kita dengar : ” Dasar dianya saja yang syirik kepada
saya ” yakni maknanya ” dengki atau hasad”. Dan ini adalah penggunaan
kata yang tidak pada tempatnya dan harus dihindari untuk mencegah salah
sangka dari orang yang mendengarnya..Adapun dalam Istilah Syar’i,
Syirik maknanya Menyekutukan sesuatu bersama Allah di dalam
kekhususanNya dalam KeuluhiyahanNya, KerububiyahanNya serta Nama dan sifat-sifatNya.
Syirik tidak hanya menyembah berhala, menyembah selain-Nya namun riya’ juga merupakan syirik. Dengan demikian marilah saudariku kita simak penjelasan di bawah ini.
Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.
1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala
a. Syirik di dalam Rububiyyah
Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.
b. Syirik di dalam Uluhiyyah
Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.
c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat
Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.
2. Syirik Menurut Kadarnya
a. Syirik Akbar (besar)
Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.
- Syirik dalam berdoa
Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.
- Syirik dalam niat, kehendak dan maksud
Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.
- Syirik dalam keta’atan
Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.
- Syirik dalam kecintaan
Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.
b. Syirik Ashghar (kecil)
Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.
c. Syirik Khafi (tersembunyi)
Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.
3. Syirik Menurut Letak Terjadinya
a. Syirik I’tiqodi
Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.
b. Syirik Amali
Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.
c. Syirik Lafzhi
Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.
Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di manapun dan kapan pun jua. Wallohu a’lam bishowab.
Maraji’: Penjelasan Al-Qaul Al-Mufid fii Adillati At-Tauhid (terj)
Artikel www.muslimah.or.id
====================
Dan Syirik berdasarkan jenisnya terbagi menjadi dua jenis : Syirik Akbar (Syirik Besar) dan Syirik Ashgor (Syirik Kecil)
JENIS PERTAMA : Syirik Akbar (Syirik Besar) yaitu Syirik
yang pelakunya tidak akan diampuni Allah selama dia belum bertaubat
dari kesyirikannya sebelum maut menjemput serta tidak akan menerima
seluruh amalan sholih yang telah dikerjakan.
Berfirman Allah azza wa jalla :
إِنَّ
اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ
لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan
sesuatu dengan Dia (Syirik) , dan dia mengampuni dosa yang selain
syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah
tersesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’: 116)
Berfirman Allah subhana wa ta’ala
لَقَدْ
كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ
عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ
أَنْصَا
Artinya : “Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata:
“Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam”, padahal Al masih
(sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang
penolongpun.” (QS. Al Maidah : 72)
Dan firmanNya :
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Artinya : “Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan.lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. Al-Furqon : 23)
Dan firmanNya :
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya : ” Sesungguhnya , Jika engkau berbuat syirik, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar : 65)
لَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya : ” Seandainya mereka berbuat syirik , niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am : 88)
Adapun apabila dia bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya sebelum maut menjemput, Allah akan mengampuninya.
Berfirman Allah azza wa jalla :
قُلْ
يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا
مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah “ Wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa seluruhnya. Sesungguhnya dia maha pengampun
dan maha penyayang” (QS. Az- zumar : 53)
Dan bentuk perbuatan syirik akbar terbagi dalam 4 bentuk perbuatan, yaitu :
Pertama : Syirik dalam doa
Sebelumnya harus diketahui, doa terbagi dua. Yaitu :
Pertama :
Doa Ibadah, seperti Sholat, Puasa, Zakat, Haji dan ibadah-ibadah
lainnya. Ibadah-ibadah ini teranggap sebagai doa, dikarenakan di
dalamnya terkandung doa, yaitu agar dimasukkan surga dan dijauhkan dari
Neraka dengan sebab mengerjakan amalan tersebut. Dan doa Ibadah ini
tidak boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah semata, apabila
ditujukan kepada selainnya maka pelakunya telah terjatuh dalam perbuatan
syirik akbar. Seperti perbuatan seseorang yang bersujud kepada selain
Allah atau berpuasa dengan tidak mengharap pahala Allah tapi dengan
niat memperoleh ilmu kekebalan dsb.
Kedua : Doa Masalah, seperti meminta Rejeki, meminta keturunan atau meminta dilepaskan dari suatu kesulitan.
Doa
masalah boleh ditujukan kepada selain Allah dengan dipenuhinya seluruh
dari 3 syarat tanpa ada satupun yang tidak terpenuhi, yaitu :
-
Hidup,
yakni maknanya tidak boleh meminta tolong kepada orang yang sudah mati
atau meminta tolong kepada batu, pohon dan semisalnya
-
Hadir,
Yakni maknanya yang dimintai tolong dapat berhubungan langsung dengan
yang meminta tolong baik secara bertatap muka ataupun melalui alat
perantara seperti Telepon, surat dan sebagainya. Sehingga tidak boleh
diperbolehkan bagi seseorang meminta tolong kepada orang lain yang
terpisah dalam jarak yang jauh tanpa adanya perantara yang zhohir.
Seperti memanggil-manggil sang guru ketika terancam bahaya dalam keadaan
sang guru terpisah jarak yang sangat jauh, dan dia berkeyakinan bahwa
sang guru saat itu mampu mendengar permintaan tolongnya.
-
Mampu,
yakni maknanya yang dimintai bantuan memiliki kemampuan untuk
memberikan pertolongan, sehingga tidak diperbolehkan bagi seseorang
meminta kepada orang lain untuk diberi keturunan, diturunkan hujan atau
dipanjangkan umur, karena semua kemampuan ini tidak dimilki oleh mahluk
dan hanya Allah yang memilkinya.
Perbuatan syirik
dalam doa masalah ini sebagaimana perbuatan sebagian orang yang berdoa
kepada selain Allah dengan memohon perkara-perkara yang kemampuan
tersebut tidak dimiliki kecuali oleh Allah, seperti berdoa kepada Jin,
batu atau dukun untuk diberi keturunan atau rejeki atau dipanjangkan
umur. Sebagian lagi berdoa dan memohon kepada jin-jin penunggu laut dan
gunung meminta agar hasil tangkapan laut atau hasil pertaniannya
melimpah. Maka semua perbuatan ini dan sejenisnya adalah tergolong perbuatan syirik akbar.
Allah ta’ala berfirman :
فَإِذَا
رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
Artinya : “Maka apabila mereka menaiki kapal mereka berdoa kepada
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, Maka tatkala Allah
menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)
mempersekutukan (Allah)” (QS. Al-Ankabut : 65)
Allah ta’ala juga telah berfirman :
وَلا
تَدْعُ مِنْ دُونِ اللهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ
فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللهُ
بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا
رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ
الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Artinya : “Dan janganlah kamu
memohon/berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan
manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat
hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang
yang dzolim (musyrik).Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya,
maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah
menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya
di antara hamba hambaNya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha
penyayang” (QS. Yunus : 107).
Kedua : Syirik niat, maksud dan Tujuan
Dalilnya firman Allah ta’ala :
مَنْ
كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ
أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ
الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا
صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan
mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali
neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang Telah mereka usahakan di
dunia dan sia-sialah apa yang Telah mereka kerjakan.” (QS. Huud : 15-16)
Ketiga : Syirik ketaatan
Dalilnya firman Allah ta’ala :
اتَّخَذُوا
أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ
وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا
وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Artinya : “Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka
sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih
putera Maryam. Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar menyembah
sesembahan yang Esa, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) selain
Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At-Taubah : 31)
Dan tafsir ayat
ini yang maknanya sudah jelas yaitu ketaatan kepada Ulama dan ahli
Ibadah dalam perkara maksiat, dan bukanlah yang dimaksud mereka berdoa
(beribadah) kepada mereka. Sebagaimana Nabi shalallahu alaihi wassallam menafsirkan ayat ini kepada Adi bin Hatim Radhiyallahu ‘anhu ketika beliau bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassallam , beliau Radhiyallahu anhu berkata :“Tidaklah kami beribadah kepada mereka” maka Rasulullah shalallahu alaihi wassallam mengatakan kepadanya :“Yang dimaksud dengan beribadah kepada mereka yaitu menaati mereka dalam kemaksiatan” (Hadits dari Adi bin Hatim Radiyallahu’ anhu. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (3/378) Tirmidzi (2954) Ibnu Hibban (7206). Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam “Shohih Sunan Tirmidzi” (31/56)).
Dan pada kenyataannya hal ini sering kia temui di sekitar kita, suatu
perkara yang sudah jelas dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang
keharaman atau kehalalannya dengan enteng bisa dibantah seseorang dengan
kalimat “tapi kata kyai saya gak haram kok” atau dengan kata-kata yang
lebih halus “maknanya bukan seperti itu, kata ustadz saya …..” Dalil
dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dikalahkan dengan ucapan ustadz, kyai,
guru atau syaikhnya.
Keempat : Syirik Kecintaan
Dalilnya adalah firman Allah ta’ala :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ
Artinya : “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman kecintaan mereka yang
terbesar hanya untuk Allah semata.” (QS. Al Baqarah : 165)
JENIS KEDUA : Syirik Ashgor yaitu yaitu :”Segala
sesuatu yang syariat melarangnya dari apa-apa yang merupakan perantara
menuju syirik akbar dan jalan-jalan dalam menyampaikan kepadanya
(syirik Akbar) serta datang dalil-dalil penamaan bahwa perkara tersebut
adalah syirik (Lajnah Daimah, nukilan) :
Dan syirik Ashgor terbagi dua :
Pertama : Syirik Dzhohir (tampak) atas lisan dan anggota badan, yaitu perkataan dan perbuatan.
Contoh perbuatan syirik Ashgor
dalam ucapan adalah seseorang yang bersumpah dengan selain nama Allah,
seperti ucapan “Demi ayah dan ibuku” maka ini tergolong syirik ashgor,
dengan catatan dia tidak sampai berkeyakinan dan bahwa bersumpah
dengan nama ayah dan ibunya setara atau lebih dia agungkan dibanding
bersumpah dengan nama Allah. Apabila sampai dia berkeyakinan seperti
itu, maka dia telah terjatuh dalam syirik akbar bukan lagi syirik ashgor.
Contoh perbuatan Syirik Ashgor dalam perbuatan adalah seperti seseorang
yang terhindar dari sebuah musibah marabahaya dan pada saat itu dia
sedang mengenakan jimat, kemudian dia dia berkeyakinan bahwa yang
menyelamatkan dia adalah Allah, akan tetapi dia meyakini bahwa Allah
menghindarkannya dari musibah tersebut dikarenakan jimat-jimat yang dia
pakai dan dia berkeyakinan seandainya dia tidak memakainya belum tentu
Allah menolongnya, maka dalam keadaan seperti ini dia telah terjatuh
dalam kafir Ashgor karena menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagi
sebab.
Adapun
apabila dia berkeyakinan bahwa selamatnya dia dari musibah tersebut
disebabkan jimat-jimat yang dia kenakan, dan dia meyakini bahwasanya
Jimat-jimat itu dengan sendirinya memiliki kemampuan untuk menghindarkan
dia dari musibah, maka dalam keadaan seperti ini dia telah terjatuh
dalam Syirik Akbar.
Kedua : Syirik Khofiy (tersembunyi) yaitu syirik tujuan dan niat.
Contoh dari perbuatan syirik Ashgor yang khofiy
seperti seseorang yang melakukan amalan shalat dengan niat
mengharapkan wajah Allah akan tetapi dia membaguskannya ketika dia
merasa ada orang lain yang memperhatikannya. Atau amalan seseorang
berinfaq untuk mendekatkan diri kepada Allah tetapi bersamaan dengan
itu dia juga dia menginginkan pujian manusia. Dalilnya adalah firman
Allah ta’ala :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Artinya : “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, Maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabbnya”. (QS. Al-Kahfi : 110)
PERBEDAAN-PERBEDAAN ANTARA SYIRIK AKBAR DAN SYIRIK ASHGOR :
-
Syirik Akbar mengeluarkan pelakunya dari agama (murtad) sedangkan syirik ashgor tidak.
-
Syirik Akbar pelakunya kekal diadzab dalam neraka, sedangkan pelaku syirik ashgor tidak kekal apabila diadzab di dalam neraka.
-
Syirik Akbar membatalkan seluruh amalan sholih, sedangkan syirik ashgor seperti riya’ atau amalan yang mengharapkan bagian dari dunia hanya membatalkan amalan yang bercampur dengannya saja.
-
Syirik Akbar menyebabkan halal darah dan harta pelakunya, sedangkan syirik ashgor tidak menyebabkan halal darah dan harta pelakunya.
Sumber catatan :
- Al-Wajibat, Syaikh Muhammad At-Tamimi
- Aqidattut Tauhid, Syaikh Sholih Fauzan
Oleh : Ibnu Dzulkifli As-Samarindy
http://assamarindy.com