اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ،
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ عَلَى الكَثِيْرِ وَالْقَلِيْلِ، وَأَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَفَّقَ مَنْ
شَاءَ فِي هَذَا الْيَوْمِ الفَضِيْلِ، فَنَالَ الأَجْرَ الجَزِيْلِ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ اَلْقَائِلُ “حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيْلِ” صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَلَّذِيْ سَلَكُوْا الحَقَّ
خَيْرَ سَبِيْلِ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami
dan Allah sebaik-baik Sandaran), suatu kalimat yang agung, mengandung
makna-makna yang tinggi, indah kandungannya, memberi pengaruh yang kuat.
Al-Hasiib adalah Dzat Yang menghitung nafas-nafasmu, yang dengan
karunia-Nya Ia menjauhkan keburukan darimu, Yang diharapkan kebaikannya,
dan cukup dengan karunia-Nya, dengan anugerah-Nya Ia menghilangkan
keburukan.
Al-Hasiib adalah Dzat yang jika engkau mengangkat hajatmu kepada-Nya
maka Iapun memenuhinya, jika ia menghukum dengan suatu keputusan maka ia
menetapkannya dan menjalankannya.
وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
“Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan.” (QS. Al-Ahzaab: 36).
Maknanya adalah yang mengetahui bagian-bagian dan ukuran-ukuran yang
para hamba mengetahuinya semisal ukuran-ukuran tersebut dengan cara
menghitung, adapun Allah mengetahuinya tanpa menghitung.
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Tholaq: 3).
Yaitu Allah akan mencukupkan urusan agama dan dunianya, Yang
menghilangkan kesedihan dan kegelisahannya, dan seluruh kecukupan
diperoleh maka tidaklah diperoleh kecuali dengan Allah, atau dengan
sebagian makhluk-Nya, dan seluruh kecukupan yang diperoleh dengan
(sebab) makhluk-Nya maka sesungguhnya diperoleh dengan-Nya.
وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Dan Allah adalah sebaik-baik sandaran.” (QS. Ali ‘Imron: 163).
Yaitu, sebaik-baik tempat bersandar kepadanya dalam memperoleh kenikmatan dan untuk menolak kemudhorotan dan bencana.
Al-Wakiil adalah Yang mengurus seluruh alam, dalam penciptaan,
pengaturan, pemberian petunjuk dan taqdirnya. Al-Wakiil adalah yang
dengan kebaikan-Nya mengatur segela urusan hamba-Nya, maka Dia tidak
akan meninggalkan hamba-Nya, tidak membiarkannya, tidak menyerahkan
hamba-Nya kepada yang lain, dan diantaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ
“Ya Robku, hanya kepada rahmatMu-lah ku berharap, maka janganlah Engkau serahkan diriku kepada diriku meski hanya sekejap mata.”
Yaitu janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku dan memalingkan aku
kepada diriku, karena barang siapa yang bertawakkal kepada dirinya maka
ia telah binasa.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” (Cukuplah Allah menjadi Penolong kami
dan Allah sebaik-baik Sandaran) yaitu Allah cukup bagi orang yang
bertawakkal kepada-Nya, yang berlindung kepada-Nya, Dialah yang
menghilangkan ketakutan dari seorang yang sedang takut, Dia melindungi
orang yang meminta perlindungan, Dialah sebaik-baik pelindung dan
sebaik-baik penolong. Barangsiapa yang berloyal kepada-Nya, meminta
pertolongan-Nya, bertawakal kepada-Nya, serta menyerahkan segala
urusannya kepada-Nya, maka Allah akan melindunginya dengan penjagaan-Nya
dan naungan-Nya. Barangsiapa yang takut kepada-Nya dan bertakwal
kepada-Nya maka Allah akan menjadikannya aman dari segala yang ia
takutkan dan kawatirkan. Serta Allah akan mendatangkan baginya seluruh
kemanfaatan yang ia butuhkan.
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (٢) وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Tholaq: 2-3).
Maka janganlah merasa lambat akan datangnya pertolongan Allah, rezeki-Nya dan kesembuhan dari-Nya, karena
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (٣)
“Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
(QS. At-Tholaq: 3).
Maksudnya tidak akan dipercepat dan tidak pula terlambat.
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٦٤)
“Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (QS. Al-Anfaal: 64).
Yaitu Allah akan melindungimu dan melindungi para pengikutmu.
أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.” (QS. Az-Zumar: 36).
Dan rahasia datangnya perlindungan Allah adalah mewujudkan
peribadatan, maka semakin bertambah penghambaan (peribadatan) seorang
hamba kepada Allah maka semakin bertambah pula perlindungan Allah ‘Azza wa Jalla. Maka tambahlah penghambaanmu niscaya Allah ‘Azza wa Jalla menambah penjagaan dan perlindunganNya bagimu.
“Hasbullah wa ni’mal wakiil” adalah tempat perlindungan seorang hamba
tatkala dalam kondisi krisis yang parah, dalam kondisi yang sangat
genting. Perkataan ini lebih kuat daripada kekuatan materi dan
sebab-sebab duniawi. Perkataan ini adalah tempat bertumpu seorang muslim
tatkala hartanya direbut, tatkala ia tak mampu untuk meraih haknya,
tatkala sedikit pendukungnya, perkataan ini adalah penghiburnya tatkala
musibah menerpa, bentengnya tatkala genting, yaitu tatkala ia
mengucapkan perkataan ini dengan keyakinan yang kuat, karena ia meyakini
bahwasanya “Laa haula wa laa quwwat illa billah” (Tidak ada daya dan
kekuatan kecuali dengan Allah).
Maka jika seorang hamba ditimpa kesulitan, diliputi oleh musibah lalu
ia berkata “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah penolongku
dan sebaik-baik sandaran) maka hatinya akan terkosongkan dari segala
sesuatu kecuali Allah semata. Maka hal ini akan menjadikan seorang yang
tertimpa musibah dan ujjian akan merasa dalam relung hatinya adanya
keyakinan bahwasanya segala perkara di tangan Allah.
(Maha suci Allah pemilik segala kekuasaan, maha suci Allah pemilik
kesombongan, maha suci Allah yang Maha hidup dan tidak akan mati). Maka
akan ringan baginya kesedihan bagaimanapun beratnya, akan ringan
penderitaan bagaimanapun puncaknya, karenanya penyeru dari keluarga
Fir’aun berkata :
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
“Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Mukmin: 44).
Nabi Ya’qub
‘alaihis salam berkata,
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ
“Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS. Yusuf : 86).
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah doa permintaan, obat bagi
segala yang menggelisahkan seorang muslim baik perkara dunia maupun
akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من قال في كل يوم حين ي وحين يمسي : حسبي الله لا إله إلا هو ؛ عليه توكلت ،
وهو رب العرش العظيم ؛ سبع مرات ؛ كفاه الله ماأهمه من أمر الدنيا والآخرة
“Barangsiapa yang setiap hari tatkala pagi dan petang mengucapkan
“Hasbiyallahu laa ilaaha illah Huwa ‘alaihi tawkkaltu wa huwa Robbul
‘Arsyil ‘Adhiim” (artinya : Cukuplah Allah bagiku tiada sesembahan
kecuali Dia, kepadaNya-lah aku bertawakkal, dan Dia adalah Penguasa
‘Arsy yang agung) sebanyak 7 kali, maka Allah akan memenuhi apa yang
menggelisahkannya dari perkara dunia dan akhirat.”
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” diucapkan oleh Ibrahim ‘alaihis
salaam tatkala dilemparkan di api, maka jadilah api tersebut dingin dan
membawa keselamatan. Diucapkan pula oleh Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala mereka berkata kepadanya :
إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ
“Sesungguhnya orang-orang (yaitu kafir Quraisy) telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka.” (QS.
Ali Imron: 173).
Justru semakin menambah keimanan mereka (Nabi dan para sahabat),
فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ
وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ
“Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari
Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan
Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Ali Imron: 174).
Tatkala mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah dan
menyandarkan hati mereka kepadaNya, maka Allah memberikan kepada mereka
balasan berupa empat perkara, (1) kenikmatan, (2) karunia, (3)
dihindarkan dari keburukan, (4) dan mengikuti keridhoan Allah, maka
mereka ridho kepada Allah dan Allah pun ridho kepada mereka.
Yang dimaksud dengan menyerahkan urusan kepada Allah yaitu setelah
berusaha dan berikhiyar, maka tidaklah mereka mencari kesembuhan kecuali
dari-Nya, tidaklah mereka mencari kecukupan kecuali dari-Nya, tidaklah
mereka kemuliaan kecuali darinya, maka seluruh perkara bergantung kepada
Allah, mengharap dari-Nya.
Dan inilah doa yang dengan doa tersebut Allah menjaga kehormatan
Aisyah –semoga Allah meridoinya-, tatkala ia naik tunggangannya ia
berkata, “Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” (cukuplah Allah bagiku dan
sebaik-baik Sandaran). Lalu turulah ayat-ayat yang menjelaskan sucinya
Aisyah dari tuduhan keji.
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah doanya orang-orang yang kuat,
dan bukan doanya orang-orang yang lemah, doanya orang-orang yang kuat
hati mereka, tidak terpengaruh oleh dugaan-dugaan, tidak diganggu oleh
kejadian-kejadian, tidak terkontaminasi oleh kelemahan dan ketakutan,
karena mereka mengetahui bahwasanya Allah telah menjamin orang yang
bertawakal kepadanya dengan jaminan penjagaan yang sempurna. Maka ia
yakin kepada Allah, tenang percaya dengan janji Allah, maka sirnalah
kesedihannya, hilanglah kegelisahannya, kesulitan pun berganti menjadi
kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan, dan ketakutan menjadi
ketenteraman.
“Hasbunallahu wani’mal wakiil” adalah senjata seorang dai yang
menyeru kepada jalan Allah. Seorang mukmin yang benar tegar tidak
tergoyahkan oleh goncangan-goncangan, ia tetap melangkah, memurnikan
tawakalnya, dan baginya ganjaran yang besar. Allah berfirman :
فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: “Cukuplah
Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku
bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”. (QS.
At-Taubah: 129).
Mereka yang menyampaikan agama Allah, mereka mengetahui bahwasanya
Allah adalah penolong mereka, maka merekapun takut kepada Allah dan
tidak peduli dengan orang-orang yang menghalangi, mereka yakin
bahwasanya mereka di atas kebenaran, bahwasanya agama mereka benar,
mereka menempuh jalannya para nabi dengan penuh kelembutan dan hikmah.
“Hasbunallah wani’mal wakiil” adalah doa rido terhadap taqdir Allah. Allah berfirman,
وَمِنْهُمْ مَنْ يَلْمِزُكَ فِي الصَّدَقَاتِ فَإِنْ أُعْطُوا مِنْهَا
رَضُوا وَإِنْ لَمْ يُعْطَوْا مِنْهَا إِذَا هُمْ يَسْخَطُونَ (٥٨)وَلَوْ
أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُوَقَالُوا حَسْبُنَا
اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى
اللَّهِ رَاغِبُونَ (٥٩)
“Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi)
zakat; jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang
hati, dan jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta
merta mereka menjadi marah. Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan
apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada mereka, dan berkata:
“Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian dari
karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah
orang-orang yang berharap kepada Allah,” (tentulah yang demikian itu
lebih baik bagi mereka).” (QS. At-Taubah: 58-59).
Seandainya seorang muslim menerima keputusan Allah, rido dengan
hikmah-Nya maka lebih baik dan agung baginya. Ini merupakan adab jiwa,
adab lisan, dan adab iman. Ridho dengan pembagian Allah, rido dengan
sikap pasrah dan menerima, bukan ridho terpaksa. Maka cukupkanlah diri
dengan Allah, niscaya Allah akan mencukupkan untuk hambaNya. Dan
mencukupkan diri dengan Allah merupakan sikap seorang muslim tatkala
miskin dan tatkala memberi, tatkala menolak dan tatkala mengambil, dalam
kondisi senang dan susah.
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil”, merupakan washiat Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya tatkala dalam kondisi berat, beliau bersabda,
كَيْفَ أُنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ
الإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ فَكَأَنَّ ذَلِكَ ثَقُلَ
عَلَى أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَفَقَالَ لَهُمْ
قُوْلُوا حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا
“Bagaimana aku tenteram sementara malaikat Israfil telah menempel
pada sangkakala dan menanti izin kapan ia diperintahkan untuk meniup,
maka diapun meniup.”
Maka hal ini memberatkan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
maka Nabi berkata kepada mereka :”Ucapkanlah : “Hasbunallahu wani’mal
wakiil, ‘alallahi tawakalnaa” (cukuplah Allah bagi kami dan Dia
sebaik-baik bersandar, hanya kepada-Nyalah kami menyerahkan urusan
kami).
Barangsiapa yang Allah cukup baginya maka pikirannya tidak tersibukan
dengan makar (rencana jahat) yang disiapkan oleh para pemakar, tidak
menggelisahkannya perkumpulan orang-orang yang selalu menanti-nanti
keburukan menimpa kaum muslimin, tidak juga rencana jahat ahli kufur dan
orang sesat dan penipu atau orang yang menampakkan perkara yang
bertentangan dengan batinnya. Karenanya Allah menenangkan Nabi-Nya dan
menurunkan firman-Nya kepada Nabi,
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ
“Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka Sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu).” (QS. Al-Anfal: 62).
Yazid bin Hakiim pernah berkata,
ماَ هِبْتُ أحداً قط هَيْبَتِي رجلاً ظلمتُه وأنا أعلم أنه لا ناصر له إلا الله، ويقول : حسبي الله، الله بيني وبينك
“Tidaklah aku takut kepada seorangpun sebagaimana ketakutanku kepada
seseorang yang aku menzoliminya, dan aku tahu bahwasanya tidak ada
penolong baginya kecuali Allah. Ia berkata, “Hasbiyallahu” (cukuplah
Allah penolongku), ia berkata :”Antara aku dan engkau ada Allah”.
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” membuahkan kepercayaan kepada Allah
subhaanahu, dan bersandar kepada-Nya, merasa Allah selalu bersamanya
dalam setiap waktu dan setiap kondisi.
Jika seorang hamba telah mengetahui bahwasanya Allah yang mencukupkan
rezekinya, mata pencahariannya, penjagaan dan perhatinan, pertolongan
dan kejayaan, maka ia hanya akan mencukupkan dengan pertolongan Allah
dari pertolongan selainNya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنِ اسْتَكْفَى كَفَاهُ اللهُ
“Barangsiapa yang mencari kecukupan (dari Allah) maka Allah mencukupkannya.”
“Hasbiyallahu wani’mal wakiil” membuahkan penyerahan seorang hamba
dirinya kepada Allah, berbaik sangka kepadaNya subhaanahu, karena Allah
tersifatkan dengan kekuatan yang sempurna, ilmu dan hikmah yang
sempurna, dan Allah tidaklah mentakdirkan bagi hamba kecuali yang
membawa kemaslahatan bagi sang hamba baik di dunia maupun akhirat. Allah
berfirman,
وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisaa': 32).
Juga membuahkan pemantapan tauhid dan tawakkal kepada Pencipta. Allah berfirman,
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ
“Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya.” (QS. Huud: 30).
Allah berfiman,
رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا
“(Dia-lah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Maka ambillah Dia sebagai Pelindung.” (QS.
Al-Muzammil: 9).
Allah juga berfirman,
أَلا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلا
“Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku.” (QS Al-Isroo': 2).
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنِي
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا لَا يَنْتَهِي أَمَدُهُ، وَلَا يَنْقَضِي
عَدَدُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهُ رِزْقُنَا وَصِحَّتُنَا خَيْرُهُ وَنِعَمُهُ وَفَضْلُهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا صَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ
وَعَبْدُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً
دَائِمَةً يَلْهَجُ بِهَا العَبْدُ حَتَّى يَنْقَضِيَ أَجَلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ.
Dan janganlah dipahami dari ini semua, seseorang lalu menyembunyikan
kemalasannya dan ketidakmampuannya dibalik “hasbunallahu wani’mal
wakiil”. Karena ini merupakan bentuk dari kelemahan dan kehinaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya doa berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ
مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan,
aku berlindung kepada-Mu dari ketidakmampuan dan kemalasan, aku
berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan pelit, dan aku berlindung
kepada-Mu dari terlilit hutang dan penguasaan para lelaki.”
Maka seorang muslim menghadapi semua peristiwa dan kondisi dengan
“Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil” dengan menghadirkan akan agungnya makna
kalimat ini, tingginya nilai yang ditunjukkannya, disertai dengan amal
yang sungguh-sungguh, dan menempuh sebab-sebab dengan hikmah dan ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ
الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ واستعن
بِاللَّه ولاتعجز
“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah
daripada seorang mukmin yang lemah, dan semuanya ada kebaikan.
Semangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah
pertolongan Allah dan jangan lemah.”
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ ابْنِ عَبْدِ
اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً [الأحزاب:56]
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ .وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ
الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي،
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ
وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، واجعل هذا البلد آمنا
مطمئنا رخاء وسائر بلاد المسلمين.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
اَللَّهُمَّ وَفِّقْ إِمَامَنَا لِهُدَاكَ، وَاجْعَلْ عَمَلَهُ فِي
رِضَاكَ، وَوَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أُمُوْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ
بِكِتَابِكَ، وَتَحْكِيْمِ شَرْعِكَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ.
عِبَادَ اللهِ:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي
الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْاهُ
عَلَى آلَائِهِ وَنِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ، وَاللهُ
يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Abdul Bari bin ‘Iwadh ats-Tsubaiti (Imam dan khotib Masjid Nabawi)
Mereka juga ialah yang diberitahu oleh orang-orang (pembawa berita) kepada mereka: "Bahwa kaum (kafir musyrik) telah mengumpulkan tentera untuk memerangi kamu, oleh itu hendaklah kamu gerun kepadanya". Maka berita itu makin menambahkan iman mereka lalu berkata: "Cukuplah Allah untuk (menolong) kami, dan Ia sebaik-baik pengurus (yang terserah kepadaNya segala urusan kami)".
(A-li'Imraan 3:173)
Kisah-kisah keutamaan Zikir Hasbunallah wani'mal wakil :
1. Diriwayatkan bahawa ketika Nabi Ibrahim diletakkan di atas tungku api, Jibril bertanya kepada baginda. Apakah engkau memerlukan sesuatu pertolongan dariku?’Nabi Ibrahim lantas menjawab – “Aku tidak memerlukan apa-apa pertolongan darimu. Aku hanya memerlukan pertolongan dari Allah”.
“Hasbunallah wa ni’mal wakil” itulah kalimat yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim AS ketika akan dilempar ke kobaran api. Nabi Ibrahim mempercayakan seluruh jiwa dan raganya sepenuhnya kepada Allah, maka Allah berfirman “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. Allah menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. Demikian halnya dengan Rasulullah dan para sahabat ketika menghadapi ancaman dari pasukan kafir, mereka juga mengucapkan “Hasbunallah wa ni’mal wakil” Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.
2. Nabi Muhammad s.a.w. juga diriwayatkan menyebut kalimah Hasbunallah wa ni’mal wakil ketika di dalam perang Badar, sehingga Allah memberikan kememangan kepada baginda.
3. Pernah ada suatu cerita tentang seorang pedagang yang hendak meminjam wang untuk modal usaha kepada seorang mukmin. Sang mukmin bertanya kepada sang pedagang “apa jaminan darimu, agar dapat membayar pinjamanmu?” sang pedagang menjawab “Allah SWT”, maka sang mukmin berkata” jika itu yang jadi jaminanmu, maka aku percaya”. Lalu bersepakatlah jadwal pelunasan hutang.
Si pedagang pun menggunakan uang itu untuk berdagang. Ketika menjelang tempoh pembayaran hutang, si pedagang dengan membawa hasil keuntungan dagangannya pergi untuk melunasi hutangnya kepada sang mukmin. Akan tetapi setiba di seberang lautan tak ada satupun perahu yang dapat membawa dia ke tempat tujuan. Dia khawatir akan lewat jatuh tempoh kesepakatan yang telah dibuat dengan si mukmin. Lalu dia mengambil sebuah kayu dan melubangi kayu itu, lalu ia masukkan uang dan sebuah surat kedalam ke kayu. Sang pedagang kemudian menaruh kayu itu ke laut, dan berdoa kepada Allah semoga uang dapat sampai ke tangan si mukmin.
Keesokan harinya, akhirnya sang pedagang dapat menyebrang dengan membawa uang penganti yang lain, kemudian datang menyerahkan kepada si mukmin. Sang mukmin menjawab dengan tersenyum “uang pinjamanmu sudah ku terima kemarin”"ketika aku sedang menunggumu. Aku menemukan sebuah kayu lalu kubawa pulang untuk kujadikan kayu bakar, pada saat aku membelahnya ada uang beserta surat darimu”sang pedagangpun tersenyum dan bersyukur kepada Allah.
Subhanallah, Allahu Akbar ,
Kita tidak perlu takut dengan segala tantangan, karena kita telah memiliki kekuatan besar: keimanan, dan senjata ampuh: Hasbunallah wanikmal wakil, ni’mal maula wani’man nashir.
Inilah kehebatan kita sebagai seorang mukmin: tidak cengeng, waswas, gelisah, pesimis menghadapai suatu masalah. Kita baca berulangkali doa itu sambil merenungkan Ke-Mahaperkasaan dan ke Mahakuasaan Allah dalam menolong hamba-Nya.
Kita hadapi semua tantangan dengan penuh iman dan percaya diri, lalu kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Pasrahkan semua masalah Anda kepada Allah sepenuhnya, Allah pasti hadir dan berkata, “Tenanglah, Aku hadir untuk mengambil alih semua masalahmu!.”
Subhanallah , Allahu Akbar
Hasbunallah wa ni’mal wakil = Cukuplah Allah bagi kami, dan Ia sebaik-baik pengurus /pelindung bagi kami .
SUBHANALLAH
Semoga ALLAH senantiasa membimbing kita dalam kesabaran, dan memberikan kita segala pertolongan sehingga setiap persoalan yang kita hadapi selalu mendapatkan naungan dan kemudahan-Nya. Aamiin
Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membacanya
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar dan Mungkar.