“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah…”. Qs: Ali –imran (3) :110
Ikhwah fiellah… Saudaraku di jalan
Allah kita telah berada di bulan yang suci yakni bulan
Ramadhan, yang kesuciannya mampu membasuh dosa-dosa di masa lalu.
Alangkah bahagianya hati ini Allah mentakdirkan kita berjumpa di bulan
ini. Saudaraku, ummat Islam bagaikan istana besar. Membangun istana
besar ini serta menjaganya adalah pekerjaan yang tidaklah mudah.
Mencetak dan membentuk ummat ini agar mampu berdiri tegak penuh izzah (kemulian) dihadapan ummat-ummat lain dan melahirkan ummatan khoir (ummat terbaik) yang kini telah di porak poranda oleh bangsa-bangsa lain.
Kita sudah kalah di semua lini. Dari
aspek ekonomi, sosial politik, budaya, pertahanan. Kerusakan moral tak
tentu arah, etika tak mampu di jaga oleh sebagian kaum hawwa (wanita)
bahkan ada slogan “wanita akan semakin cantik jika kecantikannya mampu
di eksploitasi di depan umum”, seorang kakak tidak ada rasa malu berani
memperkosa ibu dan adiknya sendiri, seorang pejabat tak lagi gentar
untuk menghisap darah rakyat dengan jalan korupsi, seorang pedagang tak
lagi takut untuk mengurangi timbangan dan berdusta dalam niaganya, dan
masyarakat sudah patah arang untuk memikirkan apakah 20 liter yang di
beli di SPBU memang 20 liter bukan 15 liter.
Ketika penyewa taksi
kehabisan dukungan logika publik untuk mempersoalkan ketetapan argo. Dan
ketika para tamu hotel akhirnya ‘menang’ bertarung membunuh pelan-pelan
rasa ragunya, apakah menu dalam hotel benar-benar halal?! Bila rakyat
terjun kedalam jeram ganas ketidak pastian apakah pendidikan nasional
akan melahirkan manusia-manusia masa depan yang handal, professional,
saleh, bertaqwa dan berakhlaq? Ataukah akan memproduksi monster-monster
masa depan dengan liur bercampur darah dan bongkahan daging manusia,
mata nanar, langkah horror, cakar-cakar dan taring ganas bak anjing yang
kelaparan. Kalau seluruh atmosfer telah penuh kepasrahan yang getir
ini, masih perlukah mencari sebidang pijakan untuk membangung
kemungkinan lain? Misalnya sekelompok tunas yang menyembul di tengah
reruntuhan puing-puing hancur ini? Jawabannya pasti dan HARUS!
Pertanyaan yang kedua dari mana tunas itu lahir sehingga tumbuh menjadi
ummatan khoir (ummat yang terbaik) sejarah telah mencatat bahwa
Rasululah dan para sahabat pun di lahirkan dari
reruntuhan puing yang sama dengan kondisi Ummat Islam hari ini, akan
tetapi kalimat yang tertera dari surat ali-Imran ayat 110 di atas
menggunakan redaksi “Ukhrijat” kami keluarkan, jadi ummatan khoir
tidak lahir dengan sendirinya akan tetapi ada tangan Allah.
Sampai-sampai Abdul Mutholib kakeknya Nabi tak memperdulikan Raja
Abrahah akan menghancurkan Ka’bah, karna Abdul Mutholib yakin ada
tangan Allah yang akan menjaga ka’bah. Begitu di tengah
kerusakan saat ini Allah menjanjikan khoiru ummah yang
akan Allah lahirkan dengan af’al-nya (tindakan)
Allah yang telah mempersiapkan suatu Universitas yang
tiada tanding dan bandingnya di dunia. Itulah Universitas Ramadhan bagi ummatan khoir yang memiliki misi amar ma’ruf (menegakkan tauhid) nahi mungkar (menghancurkan kemusyrikan).
Bagaimana Ramadhan membangun Ummat Islam?
Ada tiga cara Allah melahirkan Ummat terbaik
- Ramadhan adalah bulan seleksi ummat Islam
- Ramadhan adalah bulan pengistimewaan ummat Islam
- Ramadhan adalah syahruttarbiyah (bulan pendidikan)
Sebelum kita membahas ketiga cara Allah dalam melahirkan Ummatan Khoir
maka kita harus mentelaah kapan syari’at Ramadhan di wajibkan bagi
ummat islam. Syari’at Ramadhan di wajibkan bagi ummat Islam setelah 2
tahun Rasulullah Hijrah dari mekah ke madinah,
tepatnya pada tanggal 2 Sya’ban di tahun 2 hijriyah. Di bulan yang sama,
ada tiga syari’at yang Allah tetapkan bersamaan dengan
di syari’atkan shaum di bulan Ramadhan.
- Di wajibkan zakat yang semula zakat telah di wajibkan di Mekah,
namun tanpa hitungan nishab, setelah hijrah ke Madinah maka zakat di
wajibkan dengan hitungan nishab yang di syari’atkan.
- Pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah al Musyarofah.
- Di wajibkan berperang (berjihad) yang semula berperang dalam konteks qital,
hanya di anjurkan, begitu turun surat al-Baqarah ayat 190 maka Allah
menetapkan fardu ‘ain bagi setiap negri yang di serang oleh kekuatan
musuh.
Apa rahasia Allah menempatkan empat syari’at secara
bersamaan dan satu bulan setelah terjadi empat syari’at di atas maka
Allah mempertemukan kaum Muslimin dan kaum Musyrikin di
dalam peperangan pertama kali yaitu perang Badar al Kubra. Perang yang
sangat menentukan kualitas kaum muslimin di kala itu, karna setelah
perang badar terjadi berbagai peristiwa dan peperangan besar.
Ramadhan Sebagai bulan seleksi Ummat
Banyak orang yang mengaku muslim, namun
sifat dan karakter serta perilakunya berlawanan dengan nilai-nilai
ke-Islaman dan tidak mengusung cita-cita dan tujuannya. Karnanya
Ramadhan akan mampu menyaring mana barisan mukhlisin (ikhlas) mana
barisan munafiqin. Tidak sepatutnya setiap muslim bermalas-malasan di
bulan ramadhan ini karna bulan ini adalah bulan perjuangan, dimana darah
telah tertumpah, tangan telah tertengadah, tatap sendu berharap akan
kemengan di bulan nan suci ini. Dalam pertempuran bersimbah darah,
hingga Abu Bakar mengambil surban yang terjatuh saat
Rasulullah berdoa “Ya robbi jika kau kalahkan pasukan yang sedikit ini maka siapa yang akan beribadah kepadamu di muka bumi ini”
sudahlah wahai Rasul sesungguhnya Allah mendengar do’amu berkata Abu
Bakar dalam pertempuran Badar. Dan masih banyak lagi
pertempuran-pertempuran di medan jihad. Jihad merupakan suatu kesulitan
yang sangat besar, seorang mujahid akan mengalami saat-saat tidak adanya
makanan, minuman, dan juga istri. Orang yang sudah terbiasa berintraksi
dengan kesulitan-kesulitan tersebut, akan mampu melewati seleksi Allah
di bulan suci ramadhan. Kita lihat Ketika perang tabuk makanan yang
tersedia bagi kaum muslimin setiap harinya tidak melebihi satu genggaman
tangan. Mereka tidak mendapatkan air dalam waktu yang cukup lama,
sampai-sampai mereka hampir mati karnanya. Ketika perang Dzatur Ruqa’
sepatu mereka pecah-pecah karna melakukan perjalanan panjang. Mereka
berjalan di atas pasir yang memanas sehingga terpaksa mengikat kain
tipis di kaki mereka karna rasa panas yang sangat. Ketika perang Khaibar
makanan yang ada pada mereka sangat sedikit, sehingga mereka
menyembelih keledai jinak, memasaknya dan benar-benar ingin memakannya,
namun Rasulullah melarangnya mereka memakan
keledai jinak. Ini merupakan seleksi dan ujian yang sangat ketat dalam
melahirkan Manusia terbaik di hadapan Allah dan yang
mampu bertahan di tengah kondisi yang betul-betul sulit seperti ini
hanyalah orang-orang yang terbaiasa dalam melaksanakan perintah Allah
dengan sempurna di bulan yang suci ini. Mereka tinggal di tapal batas
dengan daerah musuh (ribath) jauh dari anak dan istri dalam
waktu yang cukup lama terkadang sampai berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Meskipun di masa khalifah Umar bin Khattab dibatasi hanya empat bulan. Adakalanya jihad membutuhkan seluruh
kekuatan yang ada pada pasukan, lantas mereka tinggal di perbatasan ribath
sampai waktu yang tidak di tentukan. Pada masa Umar bin Khattab kaum muslimin pernah memblokade (mengepung) kota Tustar, Persia
selama delapan belas bulan berturut-turut. Tentu ini tidak bisa di
lakukan oleh manusia-manusia yang serakah dan di liputi syahwat dan hawa
nafsu, bahkan konsekuensi dari syari’at jihad adanya banyak kemenangan
dan pembukaan-pembukaan kota yang seluruh pasukan dan tentara Islam akan
di uji dengan makanan dan minuman yang berlimpah, wanita, dan
kekuasaan. Hanya manusia yang telah di tarbiyah dan di seleksilah yang
mampu melaksanakan tugas mulia tersebut.
(yaitu) orang-orang yang jika Kami
teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan Shalat,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan
yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. (Qs : Al – Hajj (22) : 41)
Jadi masalahnya seleksi Allah di bulan
suci Ramadhan ini bukan hanya dalam soal makan dan minum serta syahwat
saja. Namun ada hal yang lebih besar proses seleksi Allah yang begitu
ketat ini untuk melahirkan manusia yang unggul, Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
(( مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ ، فَلَيْسَ لِلَّهِ
حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ ))
Dari Abu Hurairah
berkata: Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidak
meninggalkan ucapan dusta dan perbuatan dusta, niscaya Allah tidak
memerlukan usaha dirinya dalam meninggalkan makanan dan minumannya
(shaum).” (HR. Bukhari no. 1903, Abu Daud no. 2015, Tirmidzi no. 641, Ibnu Majah no. 1689, dan Ahmad no. 9529)
Dalam kontek hadist tersebut, berbicara tentang dua hal pertama qoul az-zuur (perkataan dusta) dan yang kedua al-amal biz-zuur (amalan dusta). Para ulama menjelaskan bahwa qaul az-zuur adalah al-kadzib,
yaitu kebohongan sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Ath-Thabarani
dari Anas bin Malik di atas. Kebohongan atau kedustaan adalah mengatakan
sesuatu hal yang tidak sesuai dengan realita yang sebenarnya. Asal
makna kata az-zuur sendiri adalah melenceng dari kebenaran. Perkataan dusta atau bohong (al-kadzib) disebut az-zuur karena menyimpang dari kebenaran dan realita. Sedangkan al-amal bizzur (amalan dusta) adalah melakukan tindakan dusta, yaitu melakukan perbuatan yang didasarkan atas manipulasi dan kebohongan (Al-Mufradat fi Gharibil Qur’an)
jadi bukan hanya menahan lapar dan dahaga yang di seleksi oleh Allah,
bahkan hanya sekedar dusta dan manipulasi perbuatan, ini menjadi sebab
Allah tidak menerima amalan Shaum menahan lapar dan dahaga seorang
mukmin, semoga di tahun ini kita mampu lolos dari seleksi yang sangat
ketat ini agar Ramadhan kali ini mampu melahirkan ummatan khoir.
Ramadhan adalah bulan pengistimewaan terhadap Ummat Islam
Kaum Muslimin pada saat pertama berada di madinah shaum as-syura’
bersama orang-orang yahudi. Ketika itu shaum as-syura’ wajib bagi kaum
muslimin. Sebelumnya Nabi bertanya kepada salah seorang yahudi, shaum
apakah ini? Mereka menjawab “Hari yang baik ketika Allah menyelamatkan
Musa dan Bani Israil di selamatkan dari musuhnya,” Beliau
bersabda “Aku lebih berhak meneladani Musa daripada kalian,
maka nabi memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan shaum as-syura’,
ketika shaum di bulan Ramadhan di wajibkan bagi kaum muslimin, maka Nabi
Mengatakan “Barangsiapa yang ingin shaum (asyura’) maka silahkan shaum,
barangsiapa yang tidak ingin shaum boleh meninggalkannya (sunnah), dan
mulai saat itu Allah betul-betul mengistimewakan ummat Islam yang telah
memiliki syari’at shaum di Bulan Suci Ramadhan. Pada dasarnya ummat yang
akan Allah besarkan, bukanlah ummat yang membebek pada syari’at lain,
tetapi ummat yang melaksanakan dengan sempurna syari’at yang telah Allah
tetapkan.
Ramadhan adalah syahrut tarbiyah (bulan Pendidikan)
Apa saja yang Allah didik dari kaum muslimin di dalam bulan Suci Ramadhan
- Ramadhan mendidik kita untuk melaksanakan Syari’at Islam secara
totalitas tanpa tawar menawar dan tanpa keraguan dalam melaksanakannya.
Qs: Al-Ahzab (33): 36.
- Ramadhan mendidik kita Agar menundukan Syahwatnya dengan tegas.
- Ramadhan Mendidik kita agar mengendalikan sifat terburu nafsu serta kesanggupan menahan amarah. Qs: Al- Maidah (5): 8.
- Ramadhan Mendidik kita agar mampu merasakan penderitaan saudara seiman.
Demikianlah sepenggal refleksi kita
dalam Universitas Ramadhan, kiranya mapu menjadikan kita meraih derajat
taqwa, dan mampu memimpin bangsa lain dalam peredikat Ummatan Khoir, dengan syarat laksanakan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar (dakwah illallah).
Wallahu ‘alam Bishowab.
Taqabalallhu minna waminkum taqabbal yakarim.