“
Dan mereka berteriak di dalam neraka sambil berkata: “Ya, Rabb
kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh
berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Dan apakah Kami tidak
memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir, dan apakah
belum datang seorang pemberi peringatan (baca: mubaligh) kepadamu? Maka
rasakanlah azab Kami dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang
penolong.“ (Qs. Faathir : 37)
Saudaraku, Allah Swt menjelaskan dalam ayat yang mulia ini tentang
kondisi penghuni neraka dengan menunjukan penyesalannya yang dibuktikan
sebuah permohonan kepada Allah agar dikembalikan ke dunia untuk
melakukan amalan perbaikan serta amal yang shaleh yang sama sekali tidak
pernah dikerjakan di dunia lantaran lalai. Ayat yang mulia ini dapat
kita ambil hikmah bahwa kebanyakan manusia masuk kedalam neraka faktor
yang mendominasinya ialah tidak memenej umur dengan sebaik mungkin,
kenapa demikian? Jelas sekali ketika Allah menjawab pertanyaan ahlu
neraka yang ingin kembali ke dunia dalam rangka memperbaiki diri dengan
amal, Allah menjawab dengan kalimat “
Awalam Nuammirkum maa
yatadzakkaru fiihi… – dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam
masa yang cukup untuk berfikir (dzikir tentang kebenaran) – “Rasulullah Saw pernah mengatakan
“Ada nikmat yang sering dilupakan oleh manusia yaitu nikmat kesempatan dan nikmat kesehatan.”
Saudaraku… Bagaimana agar kita bisa selamat di akhirat dari jeratan api
neraka? Tentu, jawabannya ialah dengan mengambil hikmah ayat diatas
yaitu dengan memanfaatkan nikmat umur dan kesempatan dalam rangka
menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah, umur adalah harta yang
paling berharga bagi manusia, orang yang cerdas ialah orang yang mampu
memenej umur dengan mempersiapkan diri untuk hari akhir, adapun orang
yang bodoh ialah orang yang banyak membuang umur dengan melakukan
kesia-siaan dalam hidup, kalau terhadap harta saja kita dilarang
berlaku boros apatah lagi terhadap umur lebih dilarang oleh Allah karena
ayatnya telah jelas, kita faham setiap pemboros dan tukang
menyia-nyiakan kesempatan ialah “
Ikhwanusy-Syayathiin – kawan-kawan syaithan – “Siapa
itu Syaithan? Dia adalah makhluk yang banyak melakukan keingkaran dan
kemaksiatan kepada Rabb-nya (lihat Qs. Al-israa’ : 26-27). Apakah kita
mau dikelompokan ke dalam saudaranya syaithan hanya lantaran
membuang-buang umur secara sia-sia?
Kita harus sadar semakin bertambah umur kita setahun semakin dekat
kepada ajal (baca: maut) dan jika semakin dekat dengan ajal maka akan
semakin dekat pula kepada liang kubur, jika manusia sudah di liang kubur
sudah lain lagi permasalahannya, bukan lagi membicarakan amal tapi
sudah berbicara pembalasan terhadap amal. Selamatkah kita nanti?
Tergantung bagaimana umur yang kita pakai selama hidup didunia, mari
kita simak ucapan Baginda Rasul dalam sabdanya yang dinukil dalam kitab
Akhlaq seorang muslim karya Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Rasul Saw
berkata :
“Sebaik-baik
manusia ialah orang yang diberi umur panjang ia gunakan untuk
mengerjakan amal perbaikan, dan seburuk-buruk manusia ialah yang diberi
umur panjang tetapi mereka gunakan hanya untuk mengerjakan amal
kerusakan. “ (H.R Ahmad )
Betapa indahnya ungkapan rasul. Hakikat hidup seseorang bukanlah
terletak lamanya dia hidup atau panjangnya umur yang diberikan, tapi
hakikat hidup ialah bagaimana manusia memanfaatkan bilangan umur
semaksimal mungkin untuk amal perbaikan. Allah senang dengan orang tua
yang bertaubat & mengerjakan amal perbaikan tetapi Allah lebih
senang melihat kaum muda yang bertaubat dan rajin mengerjakan amal
perbaikan. Allah membenci kenakalan kaum muda tapi Allah lebih membenci
kenakalan kaum tua. Sadarkah kita? Bahwa Rasul pernah meng-ultimatum
dalam haditsnya tentang hisab yang nanti akan diajukan dimahkamah Allah
ada 4 delik ajuan diantaranya
“Dari hal umur kemana dihabiskan?”, mari kita simak satu buah ayat yang indah.
“Tiap-tiap yang bernyawa akan
tersentuh (merasakan) kematian. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka
dan dimasukan ke dalam syurga maka sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
(Qs:Ali-imran :185 )
Kesuksesan hidup manusia diukur bukan dari kebarhasilan prestasi
dunianya, tapi hakikat keberhasilan didapat apabila manusia dibebaskan
dari api neraka dan dimasukan ke dalam syurga. Jadilah sang juara sejati
yang mampu mempersembahkan hidup ini dengan prestasi amal! Jangan jadi
seorang pecundang yang hidupnya diatas mimpi! ibarat pemain bola kelas
dunia buatlah gol terindah untuk meraih tropi kemenangan, persembahkan
umur yang kita pakai saat ini dengan amal perbaikan.”
Beramallah kamu,maka Allah dan
Rasul-nya serta orang-orang yang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu,
dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui perkara yang
ghaib dan yang nyata, lalu dikhabarkanNya kepadamu apa yang dulu pernah
kamu kerjakan di dunia.” (Qs.At-taubah : 105 )
Berapa banyak Allah Swt mengingatkan dalam
sebuah ayat-Nya tentang pentingnya waktu, bagaimana Allah menyatakan
sumpah-Nya dengan menggunakan waktu: Demi ashar, Demi dhuha, Demi malam, Demi waktu dipagi hari, demi fajar.
Artinya betapa Allah sangat memuliakan waktu dan menunjukan kelasnya
tersendiri dalam hidup manusia, betapa dahsyatnya pengaruh waktu bagi
umur manusia, sedetik waktu yang kita sia-siakan akan membuang umur
seratus tahun lamanya, jadikan tiap nafas yang kita hembuskan membawa
nilai kebaikan dalam langkah kita, jadikan waktu muda kita sebagai
perahu Nabi Nuh dalam mengarungi lautan hidup yang penuh dengan
kesenangan dan tipu daya, barangsiapa yang menaiki perahu Nabi Nuh maka
dia akan selamat, barangsiapa yang memanfaatkan umur mudanya dengan amal
dan perbaikan maka dia akan selamat dan menang, umur berjalan cepat
laksana putaran roda pedati, umur yang sudah berlalu menjadi catatan
dikemudian hari, sedangkan umur yang masih tersisa menjadi bekal menuju
masa depan.
Jangan terlambat menggunakan umur, sebab kemalasan pangkal
kehancuran, kesungguhan modal kemajuan. Jangan tunggu umur sudah senja
baru kita mulai melangkah, semakin muda umur yang kita pakai jauh lebih
produktif ketimbang umur yang sudah senja. Apakah kita lupa dengan ayat
Allah dalam surat Yasin ayat 68:
“Dan barangsiapa yang Kami panjangkan
umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (seperti semula).
Maka apakah mereka tidak memikirkannya.”
Mobil keluaran tahun lama jauh lebih lamban melajunya ketimbang mobil
keluaran tahun yang baru. Manusia jika sudah senja umur yang dimiliki
semakin dekat dengan kondisi lemah dan kurang akalnya. Jika rambut sudah
tumbuh uban, gigi hilang-satu persatu, badan gemetar tidak sekuat dulu,
lisan keluh tidak sefasih waktu muda. Itulah tanda umur yang uzur
alamat azal semakin dekat, kualitas ibadah pun tidak sekuat waktu muda.
Jangan terpesona dan lupa saat umur masih muda, hingga lalai dengan
persiapan diri. Jangan tunggu beramal sampai waktu tua sebab kematian
dan azab datangnya tanpa kenal waktu. Apakah tidak takut jika setiap
umur yang kita pakai tidak pernah menunjukan amal yang baik
Rasul mengingatkan kita dalam sabdanya:
“Barangsiapa yang sudah masuk umurnya
40 tahun, tetapi kebaikannya masih belum dapat mengalahkan kejahatannya,
maka lemparkan saja ke dalam api neraka sebagai tempatnya.” (Hr. Ahmad)
Mari kita mulai hidup ini dengan menata waktu dan memanfaatkan umur
sebaik mungkin dengan hiasan yang indah berupa amal-amal sholeh dan amal
perbaikan, jauhi perbuatan laghwi (sia-sia-perbuatan yang mendekati
dosa), usahakan setiap menit waktu kita hiasi dengan amal. Awali
langkah niat kita dengan iman, berdoalah untuk meraih kemenangan, iringi
amal kita dengan keikhlasan, semoga Allah berpihak menolong kita.
Ingat! Jangan menunda umur dalam beramal, saatnya kita beramal dan beribadah!
(Ust. Qomaruddin Awwam, M.A)